29 Juni 2009

Perjaka Ting ting

Seorang pemuda desa kuat iman, sampai saat mau meninggal di usia 76 tahun, masih perjaka asli.
Dia pun ingin tulisan di batu nisan sebagai berikut: “Aku lahir perjaka, muda perjaka, tua perjaka, dan mati juga masih perjaka.”
Tukang batu nisan bingung karena tulisannya kepanjangan. Akhirnya ia menulis di batu nisan itu sebagai berikut: “Belum tahu surga dunia”.

28 Juni 2009

Dasar Keledai pandai!


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.Dan ia mengajak tetangga-tetanggany a untuk datang membantunya.Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.


Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tan ah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.


Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik.Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran.Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur'; dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah.Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Bebaskan pikiranmu dari kecemasan dari setiap masalah yang datang menghampiri sehingga kamu tidak terpuruk jauh kedalam permasalahan itu.

(Di kutip dari Milis Blackberry Jatim)

Nasib Vs Takdir

Sebagian orang begitu yakin dengan 'nasib' buruknya, atau 'takdir' nya untuk tidak sukses atau tidak berhasil di bidangnya. Apalagi seolah kalau kita melakukan sesuatu untuk lebih berhasil,lebih bahagia atau lebih sukses dari kondisi kita sekarang, berarti kita 'melawan' takdir atau nasib tadi. Lebih menarik lagi, beberapa orang merasa tidak menginginkan hal-hal lebih baik untuk dirinya, karena menurut mereka 'takdir' nya adalah apa yang sedang mereka jalani dan nikmati sekarang. Bahkan, walau sejarah sudah membuktikan berkali-kali betapa orang-orang tertentu melewati batas normal dan menghasilkan yang luar biasa sekalipun, mereka hanya sampai batas kagum, dan bergumam, "Itu memang sudah 'takdir’nya!"

Coba tanyakan pada diri anda sendiri..Darimana anda tahu bahwa itu 'takdir' anda? Bagaimana anda sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah 'nasib' anda? Bagaimana pula anda yakin mengenai takdir orang lain?

Oke..saya akan ajak anda melihat beberapa kemungkinan….

1. Saya sudah berusaha berkali-kali, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: sudah takdir saya untuk 'tetap' begini.
2. Saya sudah menjalankan beberapa inisiatif, tapi tidak melihat dan merasakan perubahan. Generalisasi mudah: saya sudah coba 'semua' cara tapi keadaan tidak berubah, saya sudah ditakdirkan begini.
3. Saya sudah melihat beberapa orang dalam jangkauan peta realita saya yang mirip status atau latar belakang dengan saya, yang tidak berhasil atau ber-'nasib' buruk. Generalisasi sederhana: mereka juga tidak berhasil, saya tidak lebih baik dari mereka!
4. Saya melihat atau mendengarkan betapa di luar sana persaingan dan kompetisi di konteks yang saya geluti semakin sempit dan terlalu banyak orang yang bermain di lapangan yang sama. Generalisasi mudah: saya tidak lebih baik dari mereka yang bersaing, mana mungkin ada kesempatan untuk saya?
5. ...........Anda bisa mengisi sendiri dengan asumsi Anda mengenai kemungkinan lain.

Nah, yang menarik, dari hal-hal di atas, walaupun menyangkut asumsi 'nasib' atau 'takdir', ternyata bentuknya adalah GENERALISASI dari apa yang dilihat, didengar, dialami. Tentu saja, tidak ada satupun kita yang benar-benar mendapatkan 'bisikan' dari Tuhan bahwa 'nasib' atau 'takdir' kita sudah demikian? Tentu saja tidak satupun dari kita 'berbincang-bincang' dengan Tuhan lalu mendapatkan penjelasan langsung dari Tuhan tentang apa yang menjadi 'nasib' kita, bukan? Kita hanya menyimpulkan saja! Kita hanya membuat kesimpulan berdasarkan jangkauan penginderaan kita saja, bahwa itu 'nasib' atau 'takdir' kita.Lalu, Darimana saya tahu 'nasib' saya sebenarnya?

Bagaimana saya tahu 'takdir' saya? Kalau memang saya percaya bahwa saya sudah hidup dalam garis yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, apakah ada cara untuk mengetahuinya?Apakah dari peramal nasib? Apakah dari guratan tangan? Apakah dari tanggal lahir? Apakah dari zodiac? Shio? Atau dari setiap langkah saya? Atau dari setiap kejadian yang saya alami?Atau, apakah saya boleh berasumsi hanya dari pengalaman dan perasaan saya saja? Dan sementara saya mau berasumsi, apakah saya diam, menunggu perkembangan 'nasib', atau saya boleh tetap melakukan sesuatu untuk mencari 'nasib' saya yang sebenarnya? Sampai di mana saya berhenti dan MEMUTUSKAN bahwa itu 'nasib' saya? Bagaimana saya tahu?

BETUL SEKALI manusia punya keterbatasan. Dan dalam terminologi lain, batasan ini bisa serupa dengan asumsi 'nasib' atau 'takdir'. Dan memang, sangat mungkin manusia punya batasan masing-masing atau 'nasib' atau 'takdir' masing-masing. Tapi tidak satupun dari kita yang tahu batasan tersebut. Kita tidak tahu secara pasti batasan kita atau 'nasib' atau 'takdir' kita masing-masing. Kita hanya berasumsi, kita hanya berpersepsi mengenai batasan tersebut, sebatas penginderaan kita saja. Sebatas penglihatan, pendengaran, pengalaman kita saja. Dan, kalau memang kita tidak tahu secara pasti batasan ini, bukankah menarik mencari tahu dengan terus mendaki, naik, berkembang, bertambah baik, pintar, mampu, dan seterusnya? Dan kadang malah mengejutkan diri kita sendiri dengan apa yang bisa kita capai?

Beberapa kita akhirnya berhenti melakukan apapun dan membuat kesimpulan atau asumsi final tentang 'nasib' kita, sementara beberapa tidak pernah berhenti 'mencari' dan terus melakukan apapun. Persamaannya: sama-sama tahu bahwa ada 'batasan' atau ada 'takdir' untuk setiap manusia. Perbedaannya: satu berhenti mencari, satu terus mencari. Ada persamaan satu lagi: di titik KEPUTUSAN tersebut, keduanya sama-sama MEMUTUSKAN mengenai 'batasan'-nya. Yang berhenti MEMUTUSKAN bahwa itulah batasan atau 'nasib' atau 'takdir'-nya, sedangkan yang terus mendaki MEMUTUSKAN bukan itu batasannya atau 'nasib'-nya tidak berhenti di situ.Anda yang mana? Sampai batas mana Anda bersedia terus berjalan? Sampai batas mana Anda bersedia memberikan segalanya?

Hidup ini adalah perjuangan untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan, walau pada akhirnya Tuhan jualah yang menentukan, namun bukan berarti kita pasrah dan berdiam diri tampa berjuang namun ‘pasrah’ dalam arti menerima dengan lapang dada apapun hasilnya nanti yang kita peroleh sehingga kita tidak akan terpuruk terus dalam penyesalan dan kesedihan namun berintropeksi diri dan akan bangkit lagi mencari cara lain untuk menuju keberhasilan itu.

Yuk..Berguru pada Gitar


Apa maksudnya..belajar main Gitar?.. bukan,disini saya bukannya mau ngadaain kursus online dadakan jadi gitaris.. Pada tau gitar kan? dengan jumlah senar sebanyak 6 biji..coba perhatikan..apa semua senar itu punya bentuk/tebal yang sama?..kalo iya,wah kamu perlu cek mata ke dokter..hehehe.. yang jelas senar paling atas paling tebal dan makin menipis sampai senar ke 6 yang paling slim.
Sebelum kita memainkan gitar,haruslah disetel dulu senar gitarnya..dengan rasa(feel) yang tepat untuk menghasilkan melodi yang indah..sebagus apapun bentuk dan bahan gitar jika senarnya tidak disetel dengan baik maka akan mengeluarkan nada sumbang.
Analogi seorang manusia..Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk dan karakter yang unik/identik seperti bentuk gitar yang bermacam macam. Namun tidak semua manusia mampu menyetel hati,akal dan kompetensi diri lainnya alias tidak semua potensi diri dimanfaatkan dengan baik.Senar jiwa perlu disetel dengan rasa yang tepat. Disetel dengan perasaan (Feeling).. jangan terlalu kendor sehingga keluar suara yang melempem..namun juga jangan terlalu kencang ,suara nya keras namun tetap cempreng, malah bisa putus senar jiwa itu,kalo putus ya bisa disebut stress atau yang parah ya lewat ke akhirat..hehehe
Pada gitar terdapat tidak hanya satu, tapi ada 6 senar gitar yang berbeda bentuknya berbeda pula nadanya.Melodi yang bagus akan tercipta bila harmoni dan ritme senar senar tersebut,dimainkan dengan serasi pula.
Filosofinya, Andaikan kita adalah senar,terserah pilih memainkan jenis senar yang mana, tebal, sedang,atau tipis atau malah semuanya…karena setiap manusia adalah pribadi yang unik dan berbeda dan kadang kala kita tidak hanya memerankan 1 peran saja didunia ini..yang jelas dikehidupan ini setiap orang harus mempunyai tujuan atau motivasi untuk menjalani lakon-lakonnya dikehidupan ini.. penyetel kekencangan senar ibarat motivasi yang memacu senar mengeluarkan suara yang merdu.dan motivasi itu datangnya dari dalam masing masing manusia..banyak aspek dalam diri kita dan hidup ini yang kita lakoni agar harmonis pula hasilnya.Demikian pula,banyak faktor eksternal diluar diri kita yang harus kita atur agar bisa memberikan nilai tambah yang sinergis dan menimbulkan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia ataupun dengan alam disekitar.
Bagaimana menyetel senar jiwa ini??....Paling mudah dengan mendengarkan hati nurahni mu sendiri.. Dengan belajar dan perenungan, berbuat kebaikan terhadap sesama manusia dan doa. Dengan berdoa,ketenangan jiwa dan rasa mu akan meningkatkan sense of life mu ,sehingga senar jiwa menghasilkan bunyi yang harmonis dan melantunkan melodi kehidupan yang indahSenar jiwa yang tersetel dengan baik akan berdampak pada kehidupan kita yang indah penuh makna..sebaliknya senar jiwa yang tidak tersetel degan baik akan tetap mengeluarkan nada sumbang (keluhan) dan makin lama makin rusak senar itu sendiri..terasa hampa,stress dan tampa masa depan!

26 Juni 2009

PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?

Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka caraberpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya caraberpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berduaberjalan pulang melewati jalan yang gelap, danjarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapalama mereka berjalan....
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang priayang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejaktigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Sayakhawatir dia bermaksud jelek.
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita sepertiini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkapkita. Apa yang harus kita lakukan.
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,yaitu berjalan lebih cepat.
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalaukita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepatjalannya.
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengankecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkapkita dalam waktu dua setengah menit...
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kitalakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewatjalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikutikita berdua dan hanya salah satu yang diikutiolehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadimengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dandia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidakberapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengankamu?
L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuattenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenagamengejar saya.
M : Dan... dan..
L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati sayadi tempat yang gelap...
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,yaitu saya mengangkat rok saya..
M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?
L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkancelananya...
M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkatroknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnyaaku bisa lolos dari pria itu...

:)) just for fun bro..

Hukum Truk Sampah

Suatu hari saya dibonceng teman kekampus naik sepeda motor.Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam yang tadi parkir dipinggir jalan,nyelonong tampa lampu sein tepat di depan kami. Teman saya nge-rem mendadak hingga ban motor berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut. Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya &mulai menjerit ke arah kami. Teman saya hanya tersenyum & melambai pada orang orang tersebut. Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat. Maka saya bertanya, "Kok loe malah senyum2 aja bro? si sialan itu yang salah,kok loe malah diem aja!" Saat itulah saya belajar dari teman saya mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah". Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, & seringkali mereka membuangnya kepada anda. Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan. Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati. Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka: Kasihilah orang yang memperlakukan anda dengan benar, berdoalah bagi yang tidak. Hidup itu 10% mengenai apa yang kau buat dengannya dan 90% tentang bagaimana kamu menghadapinya.

Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan.